Ahok gak Mau Anak-Anak Mengenal Kerudung Sebagai Seragam .....Bagikan....

2:29 PM
Foto Guru Mengajar Ilustrasi
Info Pendidikan - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut, anak-anak harus mendapatkan pendidikan agama sejak dini, termasuk mengenai pemakaian kerudung.

Hal itu disampaikan Ahok, sapaan Basuki saat menyampaikan sambutan dalam acara Rakerda Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta 2017 di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta, Kamis (27/4).

Di acara itu, Ahok melihat anak-anak perempuan dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Cililitan tampil menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini. Dalam penampilannya, mereka tampak mengenakan kerudung.

"Saya tidak mau anak-anak mengenal kerudung sebagai seragam atau kostum untuk pementasan, enggak boleh," kata Ahok.

Namun, menurut dia, tidak boleh juga bila ada anak yang sudah mengenakan kerudung dari sejak kecil mesti dicopot kerudungnya saat tampil.

"Jangan juga ada pementasan Ibu Kita Kartini, anak yang sudah pakai kerudung, bapak ibu suruh lepas. Dia dari kecil sudah dipakaikan kerudung oleh bapak ibunya, Anda berdosa. Paham ya maksud saya," tutur Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu tidak mau bila anak-anak memiliki pemahaman yang salah mengenai kerudung. Yakni, kerudung hanya seragam.

Ahok menceritakan sewaktu menjadi bupati, dia pernah marah karena tahu sekolah memaksa anak-anak mengenakan kerudung. Dia memberikan penjelasan kemarahannya mengenai hal itu.

"Karena begitu keluar dicopot (kerudungnya), marah saya. Kamu kalau jadi orang tua, guru, ngajarin anak pakai kerudung itu karena panggilan. Kamu tentukan sendiri," kata Ahok.

Karena bukan seragam, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mewajibkan anak-anak untuk mengenakan kerudung.

"Tapi kalau orang pakai kerudung boleh enggak? Boleh, panggilan dia kok," ucap Ahok.(gil/jpnn)

Sumber : http://www.jpnn.com/news/ahok-gak-mau-anak-anak-mengenal-kerudung-sebagai-seragam?page=1
Ahok gak Mau Anak-Anak Mengenal Kerudung Sebagai Seragam .....Bagikan.... Ahok gak Mau Anak-Anak Mengenal Kerudung Sebagai Seragam .....Bagikan.... Reviewed by Paulus Ven Logo on 2:29 PM Rating: 5

Sarjana Pendidikan Ingin jadi Guru Wajib Ikut PPG, Sistem Asrama

2:22 PM
Siswa SD. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com
Info Pendidikan JAKARTA - Sistem penerimaan tenaga profesi guru diubah. Mengadopsi pola profesi dokter, sarjana pendidikan yang ingin menjadi guru kini wajib mengikuti pendidikan profesi guru (PPG).

Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti menyampaikan, sebelumnya untuk bisa mengantongi profesi guru ini, lulusan sarjana pendidikan cukup mengikuti program Sarjana mendidik di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (SM3T). Namun, seiring evaluasi yang terus dilakukan hal ini masih dinilai kurang.

”Ternyata tidak cukup. Perlu ada tambahan kompetensi pedagogic. Undang-undang juga mengamanatkan untuk wajib memiliki sertifikat profesi dulu yang nanti diperoleh lewat PPG,” ujarnya pada Koran ini, kemarin (28/4).

Nah, penambahan kompetensi ini akan digenjot dalam program PPG tersebut. Mereka yang ingin menjadi guru wajib mengikuti program dua semester ini.

PPG sendiri direncanakan menganut sistem asrama. ”Nanti dibimbing untuk meningkatkan kompetensi jadi guru dari segi sikap, karakter dan cara mengajar saat di PPG ini,” jelasnya.

Diakuinya, program ini tidak mudah. Apalagi untuk penyiapan tenaga pengajar pada program studi yang mulai dibuka bebas pada Juni 2017 nanti.

Sebab, pemerintah berkeinginan agar rasio dosen dan mahasiswa bisa lebih baik daripada pendidikan sarjana. Sehingga, proses belajar mengajar bisa lebih fokus.

Saat ini sendiri, rasio dosen dan mahasiswa untuk prodi ilmu eksak adalah 1:25. Sedangkan ilmu sosial rasionya mencapai 1:35.

”Karena ini butuh penajaman skill, pengamatan dan lainnya maka harus lebih kecil lagi. Sedang diusahakan,” ungkap Mantan Wakil Menteri Kesehatan itu.

Kabag Perencanaan Sumber Daya Iptek Kemenristek Dikti Agus Susilo Hadi menambahkan, rintisan program ini sejatinya sudah dimulai.

Ada 3 ribu sarjana pendidikan yang menempuh program PPG di 23 perguruan tinggi. ”Hanya memang tahun ini resminya dibuka,” tuturnya.

Rencananya, ada 10 ribu kuota PPG yang dibuka secara umum. Dengan peningkatan hingga 3 kali lipat ini, tentunya membutuhkan jumlah perguruan tinggi yang lebih banyak.

Karenanya, pemerintah berencana menggandeng perguruan tinggi swasta untuk bisa menyelenggarakan PPG ini.

”Mutu perguruan tinggi swasta ini tentu harus sama dengan rintisan. Kami masih mengevaluasi mana saja yang sesuai dan mumpuni. Mulai dari jumlah dosen, kualifikasi dosen, sarana dan pasarana juga,” jelasnya.

Agus mengungkapkan, program ini diwajibkan untuk seluruh sarjana pendidikan yang ingin menjadi guru di semua jenjang.

Mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. ”Wajib punya sertifikat didik,”tandasnya.

Program ini sendiri mendapat dukungan penuh dari Ikatan Guru Indonesia (IGI). Ketua umum Pengurus Pusat IGI Muhammad Ramli Rahim sepakat, PPG ini wajib dijalani oleh sarjana pendidikan.

”Guru kan itu sebagai profesi, jadi harus professional. Ini ditempuh dengan pendidikan profesi. Sama seperti sarjana hukum, kan tidak bisa langsung jadi pengacara dulu. Harus ada pendidikan profesi,” jelasnya.

Ramli menuturkan, kewajiban PPG ini sejatinya akan dibebankan pada sarjana pendidikan diatas tahun 2005 sesuai amanat undang-undang.

Namun, dalam perjalanannya sendiri untuk bisa memperoleh sertifikat profesi ini guru wajib mengikuti pendidikan latihan profesi guru. Sehingga, bagi yang lulus otomatis sudah mengantongi sertifikat ini. (mia)

Sumber : http://www.jpnn.com/news/sarjana-pendidikan-ingin-jadi-guru-wajib-ikut-ppg-sistem-asrama?page=1
Sarjana Pendidikan Ingin jadi Guru Wajib Ikut PPG, Sistem Asrama Sarjana Pendidikan Ingin jadi Guru Wajib Ikut PPG, Sistem Asrama Reviewed by Paulus Ven Logo on 2:22 PM Rating: 5

Disdik Ancam Bekukan Sekolah Jumlah Siswanya Sedikit

2:03 PM
Foto Ilustrasi Siswa SMA
Info Pendidikan MAKASSAR - Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS untuk SMA dan SMK swasta se-Kota Makassar ditunda.

Pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan beralasan, peundaan dilakukan karena data siswa yang disetor tak sesuai aturan.

Kepala Disdik Sulsel, Irman Yasin Limpo menyebutkan, ada 70 sekolah sudah diperingatkan di Makassar. Data yang dimiliki diduga tak sesuai dengan data pokok pendidikan (Dapodik).

Misal, kata dia, standar siswa SMK 45 orang. Namun, nyatanya hanya 40 orang. Begitu pun SMA, siswanya kurang dari standar 60 orang.

"Kita sementara melakukan pemanggilan. Sekolah diberi waktu seminggu. Jika pembinaan tidak bisa dilakukan, bisa dibekukan," tegas Irman, seperti diberitakan FAJAR (Jawa Pos Group).

Kalaupun nantinya ada sekolah yang dibekukan, kata None sapaan Irman, Disdik tentu tak lepas tangan terhadap siswanya. Rencananya, siswa akan dimerger ke sekolah lain.

"Kita lihat kelas akreditasinya, tipe sekolah, kemampuan, dan domisilinya. Lalu kita mergerkan ke sekolah yang memiliki standar sama," tutur None.

Beragam alasan sekolah yang tak memenuhi standar. Apalagi, soal kekurangan jumlah siswa.

"Sebelumnya, siswanya sudah memenuhi standar sekolah. Tapi belakangan berkurang karena ada yang keluar. Banyak alasannya (sekolah). Tapi kita selalu pertimbangkan," ujar None.

Koordinator Pengawas Disdik Sulsel, Nur Laely Basir menyebutkan, 70 sekolah yang bermasalah seluruhnya SMA/SMK swasta. Persentasenya, 20 persen SMA, 70 persen SMK.

Hingga kini, dana BOS masih tertahan sebelum persoalannya dirampungkan. "Ada mekanisme untuk menghentikannya," ungkapnya. (ril/rif)

Sumber : http://www.jpnn.com/news/disdik-ancam-bekukan-sekolah-jumlah-siswanya-sedikit?page=1
Disdik Ancam Bekukan Sekolah Jumlah Siswanya Sedikit Disdik Ancam Bekukan Sekolah Jumlah Siswanya Sedikit Reviewed by Paulus Ven Logo on 2:03 PM Rating: 5

Jawa Barat Masih Butuh 85 Ribu Guru PNS Bagikan Semoga Bermanfaat

1:06 PM
Foto Ilustrasi Guru Mengajar di Kelas
Info Pendidikan BANDUNG - Saat ini Jawa Barat masih kekurangan 85 ribu guru PNS untuk sekolah dasar.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Persatuan Guru Indonesia (PGRI) Edi Parmadi, di Hotel BMI Lembang, Bandung.

Selain itu Edi mengungkapkan jumlah tersebut setelah seluruh guru honorer sebanyak lebih dari 72 ribu orang diangkat menjadi guru PNS.

Pada 2015 guru di sekolah dasar jumlah murid di seluruh Jawa Barat lebih dari 4,2 jt siswa

Jika perbandingan 1:20 maka diperlukan sekitat 211 ribu lebih guru bersatatus PNS.

Tapi hanya ada lebih dari 125 ribu guru, maka menurutnya hal, itu masih sangat kurang.

Untuk kabupaten Bandung Barat Pun, masih membutuhkan guru lebih dari dua ribu orang.

“Pada tahun 2015 di KBB siswa berjumlah 162 ribu, jika 1:20 maka dibutuhkan sekitar 8 ribu guru PNS, sementara itu guru yang ada baru sekitar empat ribuan,” katanya.

Namun demikian, PGRI merasa keberatan keberatan jika guru PNS yang di swasta ditarik ke sekolah negeri.

Karena, menurutnya, setiap lembaga pendidikan yang didirikan dari masyarakat harus mendapatakan bantuan sumber daya secara adil.

“Peningkatan mutu dan kekurangan guru adalah sesuatu yang tidak bisa terpisahkan,”ucapnya

Sementara itu, Bupati Bandung Barat, Abubakar, yang menghadiri acara tersebut mengatakan, meskipun KBB mengalami kekurangan guru akan tetapi kualiatas tenaga pengajar akan terus dimaksimalkan.

“Pemerintah akan terus mendukung pendidikan di KBB, untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan cermat,” katanya.

Abubakar juga mengatakan bahwa PGRI harus benar-benar menjadi wadah, untuk terus menerus menjadi organisasi yang dapat meningkatkan profesionalisme.

Sehingga dapat berkontribusi signifikan terhadap pencapian peningkatan kualitas guru.

“Bersama seluruh stakeholder yang terkait, kami akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas guru,” tukasnya.(eko/ded/jpnn)

Sumber : http://www.jpnn.com/news/jawa-barat-masih-butuh-85-ribu-guru-pns?page=1
Jawa Barat Masih Butuh 85 Ribu Guru PNS Bagikan Semoga Bermanfaat Jawa Barat Masih Butuh 85 Ribu Guru PNS Bagikan Semoga Bermanfaat Reviewed by Paulus Ven Logo on 1:06 PM Rating: 5

Duh, Ratusan Guru SMA-SMK mau Mogok Ngajar

10:45 PM
Ilustrasi Foto Guru Mengajar

 


Info Pendidikan BEKASI - Ratusan guru tingkat SMA dan SMK Negeri di Kota Bekasi, mengancam akan melakukan unjuk rasa, jika hingga pekan depan tunjangan daerah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum juga turun.

Bahkan, bila tunjangan mereka tak kunjung turun hingga akhir April 2017, mereka bakal mogok mengajar.

Salah satu guru SMA berstatus kontrak di Kota Bekasi berinisial AJ mengaku, bakal ikut bertolak ke kantor Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Barat, bila tunjangan daerah miliknya tak kunjung turun akhir pekan ini.

Aksi tersebut rencanannya akan dilakukan pada Jumat (21/4) besok. Menurut AJ, selain melakukan unjuk rasa, para guru SMA/SMK Negeri tersebut mengancam akan mogok mengajar bila tunjangan mereka tak kunjung dibayarkan hingga akhir April 2017.

Bahkan, AJ mengaku beberapa rekannya sudah melakukan aksi mogok mengajar sejak dua hari lalu.

“Koordinator guru SMA dan SMK sudah mengarahkan agar kami ikut menuntut hak kami besok Jumat (21/4). Ada yang sudah mogok ngajar dua hari yang lalu, kita lihat saja bagaimana rekasi dari pemerintah provinsi,” kata dia.

AJ mengaku, sejak kewenangan pengurusan SMA/SMK Negeri diambil alih Pemprov Jawa Barat besaran tunjangan yang dibayarkan pemerintah menjadi turun.

Bila sebelumnya AJ bisa mengantongi tunjangan sebesar Rp 1 juta sebulan, kini hanya mendapatkan tunjangan Rp 750 ribu perbulan.

“Jadi kami iri dengan guru-guru yang ada di sekolah tingkat SMP dan SD, sekarang mah boro-boro tunjangan gaji pun suka terlambat dibayar,” ungkapnya.(dat/pj/gob)(GSL)

Sumber : http://www.jpnn.com/news/duh-ratusan-guru-sma-smk-mau-mogok-ngajar?page=1
Duh, Ratusan Guru SMA-SMK mau Mogok Ngajar Duh, Ratusan Guru SMA-SMK mau Mogok Ngajar Reviewed by Paulus Ven Logo on 10:45 PM Rating: 5

Seluruh PT Bisa Buka Prodi Pendidikan Profesi Guru Bagikan Info ini Semoga Bermanfaat

11:47 PM
Ilustrasi Foto doc.JPNN.com

 


Info PENDIDIKAN JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi (Ristek) dan Pendidikan Tinggi (Dikti) akan membuka Program Studi (Prodi) Pendidikan Profesi Guru (PPG), mulai tahun ini..

Direktur Jenderal (Dirjen) Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo mengatakan, kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu guru dan pendidikan di Indonesia.

Selain itu, menurut Patdono peluncuran prodi PPG tersebut untuk mendukung terbentuknya tenaga pengajar yang kompeten. Sebelumnya pihaknya juga telah membuka pendidikan profesi insinyur.

”Ini amanat UU profesi guru dan dosen. Selama ini PPG tidak melibatkan organisasi profesi dan hanya menunjuk instansi tertentu sebagai penyelenggara,” ujar Patdono Suwignjo di Jakarta, Senin (17/4).

Patdono menyebutkan, Prodi PPG akan dibuka di semua Perguruan Tinggi (PT). Hanya saja, PT tersebut harus memenuhi persyaratan, yakni terakreditasi lembaga dan prodi S1-nya. ”Bisa akreditasi A atau B, kalau C ya tidak bisa,” ungkapnya.

Atas keberadaan prodi ini, Kemenristekdikti juga akan menghapuskan syarat peserta PPG yang harus mengikuti program Sarjana Mendidik di kawasan 3T (SM3T). Karena menurutnya PPG bisa dibuka seluruh perguruan tinggi, baik di Jawa atau di luar Jawa.

Dia menuturkan, tujuan SM3T untuk melatih calon guru di daerah. Karena sebetulnya proses pendidikannya itu tidak di daerah. Menurutnya, untuk mendaftar prodi PPG tidak diharuskan fresh graduated. Kesempatan juga diberikan kepada guru yang belum sempat mengikuti PPG.

”Kami akan hapus syarat peserta PPG yang mengikuti program SM3T. Karena Prodi ini sudah kami buka di semua PT,” tegasnya. (gsl)\


Seluruh PT Bisa Buka Prodi Pendidikan Profesi Guru Bagikan Info ini Semoga Bermanfaat Seluruh PT Bisa Buka Prodi Pendidikan Profesi Guru Bagikan Info ini Semoga Bermanfaat Reviewed by Paulus Ven Logo on 11:47 PM Rating: 5

Usut Oknum Guru SMK yang Minta Siswanya Jual Diri!

9:06 PM
PSK Ilustrasi foto doc.JPNN.com

 



Info PENDIDKAN - Federasi Serikat Guru Indonesia ‎(FSGI) menyatakan keprihatinannya atas kekerasan yang terus terjadi di dunia pendidikan.

FSGI menolak segala bentuk kekerasan, baik fisik, mental maupun verbal di pendidikan dengan tujuan dan alasan apa pun.

"Mendisiplinkan anak tidak harus dengan kekerasan. Bersikap Tegas tidak harus keras dan kasar," kata Sekjen FSGI Retno Listyarti di Jakarta, Jumat (14/4).

Sekolah seharusnya melakukan teguran dan memanggil orang tua bila ada siswa menunggak bayaran, karena itu tanggung jawab orang tua. Tanggung jawab anak adalah belajar dengan giat.

"Apa yang dilakukan oknum guru KS adalah bentuk kekerasan terhadap anak. Jika berpegang pada cerita anak maka diduga kuat oknum guru KS kerap melakukan kekerasan verbal. Sampai urusan bayaran iuran yang menjadi tanggung jawab orang tua pun, anak menjadi korban," terangnya.

Karena itu FSGI mendesak pengusutan terhadap dugaan kekerasan oknum guru KS terhadap kelima siswa SY, IG, PNMM, KS dan SA.

Di mana KS menyuruh kelima siswanya jual diri agar bisa bayar iuran PU. Bila terbukti, KS bisa dikenakan hukuman sesuai dengan pasal 76 A dan pasal 80 Undang Undang No. 35/2014 tentang Perlindungan Anak.(GSL)

Sumber : http://www.jpnn.com/news/usut-oknum-guru-smk-yang-minta-siswanya-jual-diri‎
Usut Oknum Guru SMK yang Minta Siswanya Jual Diri! Usut Oknum Guru SMK yang Minta Siswanya Jual Diri! Reviewed by Paulus Ven Logo on 9:06 PM Rating: 5

Pilih Menikah, 5 Siswi Tak Ikut Ujian Nasional

9:45 PM
Suasana UNBK doc. JPNN.com
Info Pendidikan GUNUNG MAS - Lima siswi di Kabupaten Gunung Mas gagal mengikuti ujian nasional karena menikah.

Dari jumlah itu, tiga di antaranya berasal dari SMAN 1 Kurun.

Sedangkan dua siswi lainnya merupakan pelajar SMAN 1 Tewah.

Fakta tersebut membuat Pemerintah Kabupaten Gunung Mas prihatin.



”Kami sangat menyayangkan hal ini terjadi. Padahal, dari dinas terkait sudah melakukan sosialisasi ke sekolah untuk tidak melakukan pernikahan dini. Minimal menyelesaikan sekolah hingga SMA,” kata Wakil Bupati Gumas Rony Karlos saat meninjau ujian nasional di tiga sekolah, Senin (10/4).

Dia menambahkan, pihaknya lempar handuk terkait nasib kelima siswi itu.

”Ini kan sifatnya pribadi, menikah. Kami pun tidak bisa berbuat apa-apa,” tutur Rony.

Di sisi lain, ujian nasional berjalan lancar. Dia berharap, semua siswa mengerjakan soal dengan baik.

”Jangan menganggap bahwa ujian yang dilaksanakan saat ini biasa saja. harus menghayati apa yang sudah didapatkan di sekolah. Karena ini merupakan tolok ukur untuk kelulusan mereka nanti sehingga bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi,” jelas Roni. (GSL)

Pilih Menikah, 5 Siswi Tak Ikut Ujian Nasional Pilih Menikah, 5 Siswi Tak Ikut Ujian Nasional Reviewed by Paulus Ven Logo on 9:45 PM Rating: 5

Soal Tidak Nongol, ?UNBK di Daerah Ini Terpaksa Diulang

10:18 AM
Siswa sedang mengerjakan soal ujian. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com
Info Pendidikan - Hari keempat ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMK, penuh dengan masalah.

Dari posko pengaduan yang dibentuk Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) di 29 kabupaten/kota dilaporkan, tidak munculnya soal dalam mata uji kejuruan.

Menurut Sekjen FSGI Retno Listyarti, sesuai‎ POS dan Juklak Puspendik, ujian terpaksa dihentikan dan para siswa akan mengikuti ujian ulang (ujian susulan) pada 17-18 April 2017 mendatang.

"Laporan posko pengaduan UNBK FSGI yang diterima pada hari keempat ini berasal dari Mataram, Bima, Jambi, Kota Medan, Garut Tasikmalaya, dan DKI Jakarta. Tetapi soal mata uji kejuruan untuk SMK di Jakarta muncul," kata Retno, Jumat (7/4).

Kemungkinan persoalan tidak munculnya soal mata uji kejuruan menurut Retno, disebabkan jaringan internet yang tidak sama, spesifikasi komputer yang berbeda.

Selain itu jenis mata pelajaran (mapel) tertentu yang disusun direktorat terkait (ada yang gambar, grafik, tulisan saja) sangat memungkinkan tampilan yang tidak sama.

"Pengalaman waktu UKG (Uji Kompetensi Guru) juga begitu," sergahnya.

Dia menyebutkan, lebih dari 10 soal uji kejuruan di Garut, Tasikmalayan, Mataram, dan Bima tidak muncul.‎ Soal mata uji untuk kejuruan yang tidak muncul soalnya tersebut, yaitu : Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP), Perbankan, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Teknik Audio Visual (TAV) dan Penaganan Kesehatan ternak.

Bahkan soal ATP dan Kesehatan Ternak sama sekali tidak muncul soalnya di Bima dan Mataram. Untuk soal keahlian yang lain soal tidak muncul variatif nomornya, misalnya, SMK Yusuf Abdussatar (NTB) jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) banyak soal yg tidak muncullebih Dari 20 soal.

‎Di Mataram soal TAV (Teknik Audio Visual) mengalami soal kosong tapi bervariatif tiap nomor soalnya.‎

SMKN 1 Taliwang (NTB) siswa RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) 20 soal tidak muncul di satu ruang, tapi ada yang tidak muncul muncul soal lima sampai tujuh soal dan di ruang yang lain siswa RPL muncul semua soalnya.

UNBK di SMKPPN Bima, mata uji Penanganan Kesehatan Ternak (PTK) tdk ada soal yg muncul. SMK plampang (NTB) RPL kosong sampai 15 soal.‎

SMKN Pringgasela soal keahlian ATP (Agribisnis Taaman Perkebunan) soal tidak muncul seluruhnya.

"Semua siswa Jurusan perbankan SMKN1 Dompu (NTB) tidak muncul soal di atas 20 nomor. Hal yang sama juga terjadi di Tasikmalaya," ucapnya. (GSL)

Sumber : http://www.jpnn.com/news/soal-tidak-nongol-unbk-di-daerah-ini-terpaksa-diulang?page=1

Soal Tidak Nongol, ?UNBK di Daerah Ini Terpaksa Diulang Soal Tidak Nongol, ?UNBK di Daerah Ini Terpaksa Diulang Reviewed by Paulus Ven Logo on 10:18 AM Rating: 5

Kucurkan Rp 10 T untuk Dana Abadi Pendidikan

8:20 AM
Uang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com
Info Pendidikan JAKARTA - Tahun depan pemerintah menargetkan menyuntikkan anggaran Rp 10 triliun untuk simpanan pokok dana abadi pendidikan.

Nilai ini berlipat dibandingkan kucuran tahun ini yang dipatok Rp 2,5 triliun.

Saat ini simpanan pokok dana abadi pendidikan atau dana pengembangan pendidikan nasional (DPPN) yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mencapai Rp 21,5 triliun.

Setiap tahun uang hasil pengelolaan digunakan untuk beasiswa, penelitian, dan dana darurat di bidang pendidikan.

Tahun ini uang hasil pengelolaan yang digunakan untuk beasiswa mencapai Rp 3 triliun untuk 21 ribu penerima beasiswa di dalam maupun luar negeri.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhamad Nasir mengatakan tahun depan pemerintah menargetkan kembali menyuntik simpanan pokok dana abadi pendidikan.

’’Rencananya tahun depan Rp 10 trilun,’’ katanya usai peringatan satu tahun kerjasama dengan Newton Fund kemarin (5/4).

Nasir menjelaskan alokasi dana abadi pendidikan itu diambil dari dana fungsi pendidikan.

Nominal alokasi dana abadi tahun depan, meningkat cukup tajam dibandingkan dengan 2016 yang sebesar Rp 5 triliun. Kemudian tahun ini alokasi dana abadi pendidikan Rp 2,5 triliun.

Mantan rektor Universitas Diponegoro (Undip) itu mengatakan, peningkatan suntikan dana abadi pendidikan diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan riset.

Pemanfaatan dana abadi pendidikan itu lebih fleksibel karena tidak terkena aturan kaku seperti pada APBN.

Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah menyambut baik rencana alokasi dana abadi pendidikan sebesar Rp 10 triliun itu.

“Tapi saya tidak yakin bakal bisa menyisihkan Rp 10 triliun,” kata dia.

Politikus Golkar itu berharap ke depan LPDP sebagai pengelola dana abadi pendidikan, berkomunikasi dengan DPR.

Ferdiansyah mengatakan komunikasi dan konsultasi itu penting supaya tidak terjadi tumpang tindih anggaran.

Misalnya untuk beasiswa dan dana riset, jangan sampai tumpang tindih dengan anggaran di APBN Kemenristekdikti.

Selain itu Ferdiansyah berharap dana abadi pendidikan juga bisa digunakan untuk pembangunan atau renovasi sekolah rusak.

Selama ini sekolah rusak tidak tertangani dengan anggaran transfer daerah maupun APBN kementerian.

Pengamat pendidikan dari UIN Syarif Hidayatulah Jejen Musfah menyambut baik alokasi suntikan dana abadi pendidikan yang mencapai Rp 10 triliun itu.

Dia juga berharap supaya pemanfaatan hasil pengelolaan dana abadi pendidikan diperluas.

“Tidak hanya untuk pendidikan tinggi saja. Tetapi juga untuk pendidikan menengah dan dasar,’’ jelasnya.

Menurutnya tidak masalah hasil pengelolaan dana abadi pendidikan digunakan untuk mendukung program perbaikan sekolah rusak. (wan)

Sumber : http://www.jpnn.com/news/kucurkan-rp-10-t-untuk-dana-abadi-pendidikan?page=1
Kucurkan Rp 10 T untuk Dana Abadi Pendidikan Kucurkan Rp 10 T untuk Dana Abadi Pendidikan Reviewed by Paulus Ven Logo on 8:20 AM Rating: 5
Powered by Blogger.