Kisah 10 Siswa SMA Pemberani Kejar Pelaku Bom Panci

5:36 PM
Sepuluh Siswa SMAN Bandung yang sempat mengejar pelaku bom panci Taman Pandawa mendapat penghargaan dari Wali Kota Ridwan Kamil. Foto: Instagram Ridwan Kamil
Info Pendidikan - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) menjadi pemimpin apel khusus dan istimewa di SMA Negri 6 Jalan Pasir Kaliki Nomor 51, Kota Bandung, Selasa (28/2).

Apel digelar untuk menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada sepuluh siswa yang dengan penuh keberanian mengejar pelaku teror bom panci di Taman Pandawa, Senin (27/2) kemarin.

Di depan Ridwan Kamil, salah seorang siswa yang ikut pengejaran, Lupy mengungkapkan, dia bersama sembilan rekannya yang lain ketika itu tengah berolah raga.

Mereka tiba-tiba dikagetkan dengan suara ledakan di tengah Taman Pandawa. Lupy masih mengingat, setelah ledakan terjadi mereka melihat seorang pria dalam posisi terkelungkup di lapangan.

Mereka mengira pria itu adalah korban ledakan. Tapi, saat didekati tiba-tiba pria itu bangkit dan menodongkan senjata tajam ke arah Lupy dan sembilan rekan lainnya.

“Setelah itu (ditodong senjata) kami mengejarnya yang kemudian masuk ke arah kantor Kelurahan Arjuna,” bebernya.

Lupy menceritakan, saat detik-detik menegangkan itu dia sempat meminta pelaku menyerahkan diri.

”Tapi dijawab ‘enggak bisa’. Saya ajak duel. Saya bilang, kalau mau buang pisaunya. Dia nantang, dan bilang ‘Kalau berani sini’ dan malah masuk ke atas (lantai 2 kantor kelurahan),” tutur Lupy.
“Ia masuk sambil memegang senjata pisau dan mengancam orang sekitarnya. Saya teriaki teroris sehingga pegawai kelurahan pada keluar,” pungkasnya.

Belakangan diketahui pria itu adalah Yayat Cahdiyat, pelaku yang meledakkan bom panci berdaya ledak rendah di Taman Pandaw. Aksi Yayat berakhir setelah aparat kepolisian menembaknya di dalam kantor Kelurahan Arjuna. Dia tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Atas keberanian para siswa SMAN 6 itu, Ridwan Kamil memberikan penghargaan berupa jaket rescue. Dia menilai para siswa tersebut telah menunjukkan karakter yang luar biasa.

"Menjaga keamana di Kota Bandung yang menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat dan siswa SMAN 6 telah membuktikannya," ujar Ridwan. GSL (Sumber : http://www.jpnn.com/news/kisah-10-siswa-sma-pemberani-kejar-pelaku-bom-panci?page=1 )
Kisah 10 Siswa SMA Pemberani Kejar Pelaku Bom Panci Kisah 10 Siswa SMA Pemberani Kejar Pelaku Bom Panci Reviewed by Paulus Ven Logo on 5:36 PM Rating: 5

Dinas Pendidikan Larang Pensi di Sekolah Undang Artis

4:18 PM
Foto Ilustrasi Anak SMA doc. JPNN.com
Info Pendidikan - Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan melarang sekolah menggelar pentas seni (pensi) secara besar-besaran. Apalagi dengan mendatangkan bintang tamu atau artis. 
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Irman Yasin Limpo mengatakan, pensi yang menghabiskan anggaran besar hanya pemborosan saja. Lebih baik dana itu dialokasikan ke kegiatan sosial. 
"Biaya pensinya seminimal mungkin. Kalau ada lebihnya, lebihbaik di berikan ke panti asuhan. Supaya menumbuhkan rasa kepedualian siswa," ujar Irman, seperti diberitakan FAJAR (Jawa Pos Group).
Menurut Irman, pelaksanaan pensi cukup sederhana saja. Pelaksananya siswa, yang tampil juga siswa,. 
"Pensi yang menghabiskan dana hingga miliaran rupiah dampaknya apa bagi siswa ?" Kata None, sapaan akrab Irman. 
Dia melanjutkan, esensi pensi adalah menumbuhkan kreativitas siswa. Bukan ajang "Pertunjukan" siswa.
"Pelajaran kesenian bisa di terapkan di pensi. Belajar menyanyi, main musik, dan menari. Setiap tahun ada kreasi baru. Bukanya undang artis," lanjutnya. 
Selama itu, menurut None, pensi besar-besaran hanya mengundang sponsor-sponsor masuk kesekolah. Padahal, itu tak dibolehkan.
Kini, Disdik tengah fokus meningkatkan mutu pendidikan. Mulai dari pelayanan, fasilitas, hingga proses belajar mengajar sekolah. Tak terkecuali sekolah unggulan di Makassar. 
"Pokoknya, semua sekolah harus fokus meningkatkan standar sekolahnya. Saya kasiahan, SMA di Makassar ada yang tidak punya Wifi. Di Gowa, tak punya lantai," ungkap None. 
Terpisah Kepala SMAN 3 Makassar, Mirdan Midding, mendukung kebijakan Disdik itu. 
Menurut dia, pensi besar-besaran memang tidak menyetuh sisi pendidikan. "Hanya mengarah ke masyarakat hedinisme," kata dia. 
Dia menilai, seringkali siswa melaksanakannya di akhir tahun. Lalu, menghabiskan anggaran besar, tetapi mengabaikan fungsi pendidikan. 
"Waktu siswa hanya habis membawa proposal ke mana-mana untuk mengurusi pensi," ungkap mirdan. GSL ( Sumber : http://www.jpnn.com/news/disdik-larang-pensi-di-sekolah-undang-artis?page=1 )
Dinas Pendidikan Larang Pensi di Sekolah Undang Artis Dinas Pendidikan Larang Pensi di Sekolah Undang Artis Reviewed by Paulus Ven Logo on 4:18 PM Rating: 5

Beasiswa Unggulan Masyrakat Berprestasi 2017

12:20 AM
Download Flyer Beasiswa

Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi terdiri dari Beasiswa Degree dan Beasiswa Bantuan Non-Degree.

Beasiswa Degree (Dalam Negeri), ditujukan kepada:

Peraih medali/penghargaan olimpiade/kompetisi internasional di bidang: sains, penelitian ilmiah, keterampilan, seni, olah raga, dan bahasa yang dilaksanakan dan difasilitasi oleh Kemendikbud dan/atau oleh Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
Masyarakat berprestasi tingkat nasional atau internasional di segala bidang dan umum (kecuali dosen).
Komponen beasiswa degree dapat berupa:

Biaya pendidikan (Tuition fee)
Biaya hidup
Biaya buku

Beasiswa Bantuan Non-Degree (Pendaftaran Offline), ditujukan kepada: guru, tenaga kependidikan pada tingkat PAUD sampai dengan SMA/SMK, pegiat budaya, seniman dan pegiat sosial kecuali dosen untuk mengikuti program residensi, menjadi pembicara dalam workshop atau konferensi, utamanya bidang pendidikan dan kebudayaan.

PERSYARATAN DAN KELENGKAPAN BERKAS BEASISWA DEGREE

Beasiswa Degree Jenjang S1:

Mahasiswa Baru

Maksimal 22 Tahun
Memiliki LoA Unconditional (akreditasi universitas minimal B)
Mahasiswa On-Going

Maksimal 22 Tahun
Maksimal semester 3
IPK, PTN 3.00 PTS 3.25
Beasiswa degree jenjang S1 tidak diwajibkan memiliki sertifikat TOEFL/IELTS


Beasiswa Degree Jenjang S2:
Mahasiswa Baru

Maksimal 32 Tahun
Memiliki LoA Unconditional (akreditasi universitas minimal B)
IPK S1, PTN 3.25 PTS 3.50
TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5
Mahasiswa On-Going

Maksimal 32 tahun
Maksimal semester 3
IPK S1, PTN 3.25 PTS 3.50
TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5

Beasiswa Degree Jenjang S3:

Mahasiswa Baru

Maksimal 37 Tahun
Memiliki LoA Unconditional (akreditasi universitas minimal B)
IPK S2, PTN 3.25 PTS 3.50
TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5
Mahasiswa On-Going

Maksimal 37 tahun
Maksimal semester 3
IPK S2, PTN 3.25 PTS 3.50
TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5

Kelengkapan Berkas Beasiswa Degree:

Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Kartu Tanda Mahasiswa (khusus On-Going)
LoA Unconditional (Untuk On-Going ganti dengan surat tanda aktif kuliah)
Kartu Hasil Studi (KHS) terakhir (Khusus On-Going)
ljazah dan transkrip nilai terakhir
Sertifikat TOEFL/IELTS (TOEFL/IELTS untuk S1 tidak diwajibkan)
Proposal rencana studi (rencana perkuliahan dan sks per-semester yang akan ditempuh hingga selesai studi, topik apa yang akan ditulis dalam skripsi/tesis/disertasi, deskripsikan aktivitas di luar perkuliahan yang akan dilakukan selama studi dan bagaimana implementasi hasil studi di masyarakat)
Surat rekomendasi dari civitas akademik atau institusi terkait
Surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa sejenis dari sumber lain (download)
Sertifikat prestasi Nasional atau lnternasional
Esai menggunakan Bahasa Indonesia dengan judul: "Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia" ditulis sebanyak 3-5 halaman pada kertas A4 dengan format huruf Times New Roman ukuran huruf 12 dengan spasi 1.5 line

Pendaftaran dan Jadwal:

Pendaftaran secara online di: http://buonline.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/

Batch 1:

Pendaftaran: 15 Februari -15 April 2017

Seleksi administrasi dan wawancara: 16 April - 10 Mei 2017

Pengumuman: 12 Mei 2017

Batch 2:

Pendaftaran: 1 Juni - 31 Juli 2017

Seleksi administrasi dan wawancara: 1 Agustus- 31 Agustus 2017

Pengumuman: 1 September 2017


PERSYARATAN DAN PENDAFTARAN BEASISWA BANTUAN NON-DEGREE


Persyaratan Beasiwa Bantuan Non-Degree:

Surat permohonan kepada Kepala Biro PKLN Kemendikbud.
Daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae).
Surat undangan dari penyelenggara (undangan residensi/pembicara).
Materi/bahan/proposal yang relevan dengan penyelenggaraan kegiatan.
Esai minimal 500 kata tentang manfaat dari kegiatan.
Usulan rincian biaya.


Pendaftaran Beasiswa Bantuan Non-Degree:

Mengirimkan seluruh dokumen persyaratan kepada:

Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gedung C Lantai 7

Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, 10270

Jadwal:

Beasiswa bantuan non-degree tidak terikat jadwal batch 1 dan 2

(Sumber : http://beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/beasiswa/beasiswa-masyarakat-berprestasi)
Beasiswa Unggulan Masyrakat Berprestasi 2017 Beasiswa Unggulan Masyrakat Berprestasi 2017 Reviewed by Paulus Ven Logo on 12:20 AM Rating: 5

SMA Negeri tak Punya Meja Kursi Siswa Belajar Lesehan di Lantai

5:10 PM
Siswa SMAN Limbong duduk di lantai di ruang kelasnya, jumat, 23 Februari. Foto Syahruddin/FAJAR/JPNN.com
Info Pendidikan - Sejumlah SMAN Limbong, Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, setiap hari belajar sambil lesehan di lantai. 

Pasalnya, dua ruangan kelas di sana tak memiliki fasilitas meja dan kursi. 

Sekolah ini masuk dalam salah satu daerah terpencil di Luwu Utara. 

Dua ruangan kelas baru yang dibangun 2016 silam sampai sekarang tak memiliki fasilitas kursi dan meja untuk siswa.

Guru SMAN Limbong, Muchtar Rantegau mengatakan, akibat hal itu, proses belajar dan mengajar tidak berlangsung efektif. 

Siswa akan sulit menyerap materi. Dia berharap Dinas Pendidikan Sulsel bisa mengucurkan bantuan berupa fasilitas kursi dan meja belajar untuk sekolah itu. 

"Kursi dan meja kita sudah lama yang banyak patah kakinya dan rusak parah. Jumlah siswa setiap tahunnya bertambah," kata Muchtar kepada FAJAR (Jawa Pos Group), Jumat, 24 Februari. 

Dia mengatakan, saat ini, siswa yang tidak memakai kursi dan meja menerima pelajaran seadanya. 
Hanya papan tulis yang ada dalam kelas. Karena tidak ada kursi dan meja, siswa hanya menggunakan karpet duduk di melantai. 

Menurutnya jumlah siswa yang belajar dilantai itu sebanyak 52 orang. 
Kepala Sekolah SMAN Limbong, Suprianto mengatakan dua kelas itu kadang digabung dalam satu ruang untuk belajar. 

"Kita dibangunkangedung tetapi tidak diberi kursi dan meja tempat belajar siswa," kata Suprianto. 
Dia mengaku sudah meminta kursi dan meja belajar ke pemda Luwu Utara, tetapi tidak di respon. 

Alasannya, urusan SMA diambil alih oleh Pemprov Sulsel. Usulan pengadaan kursi dan meja ke Pemprov juga tidak direspon. 

"Saya juga bingung bagaimana siswa di Limbong dapat belajar. makanya pakai karpet saja," paparnya. GSL (www.purjianto.com)
SMA Negeri tak Punya Meja Kursi Siswa Belajar Lesehan di Lantai SMA Negeri tak Punya Meja Kursi Siswa Belajar Lesehan di Lantai Reviewed by Paulus Ven Logo on 5:10 PM Rating: 5

Tahun 2017 Kepsek Harus Penuhi Standar Kompetensi

4:26 PM
Foto Guru Mengajar DOC.JPNN.com
Info Pendidikan - Kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel mengevaluasi dan mengenjot diklat para kepala sekolah (kasek) mendapat dukungan beberapa pihak. Pakar pendidikan, Prof Arismunandar misalnya, menyebutkan disdik memang patut memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) kepada calon kepala sekolah (cakkasek) maupun kasek.

"Kita mau lihat apakah kepala sekolah betul-betul sudah layak," kata mantan rektor Universitas Negeri Makasar (UNM) itu, Kamis (16/2).

Prof Arismunandar menambahkan, jangan sampai dugaan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel, Irman Yasin Limpo, benar, dimana masih banyak kesek belum mengikuti diklat. "Itu melanggar," tegasnya.

Aturan wajib mengikuti diklat, beber Arismunandar, sudah dituangkan dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah.

Kemudian, ditambahkan lagi Permendiknas Nomor 2008 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

"Aturannya sudah lama. Saya setuju kalau dievaluasi kembali," imbuh ketua Ikatan Cendikiaawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulsel itu.

Dia menjelaskan, sebelum menjadi kasek, terlebih dahulu melalui dua tahap seleksi, yakni administrasi dan akademik. Kalau lulus, baru bisa mengikuti diklat.

"Kasek harus memilki lima standar kompetensi sesuai aturan yakni kepribadian, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan," sebut Arismunandar.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sulsel, Imran membenarkan rencana pelaksanaan rencana pelaksanaan diklat itu. Pihaknya telah membicarakan dengan Disdik Sulsel.

Hanya saja, jadwalnya belum dipastikan. "Kita sifatnya hanya supporting (mendukung). Baik itu sarana, prasarana, dan pemateri," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Irman Yasin Limpo memperkirakan, masih banyak kasek yang tidak mengikuti diklat. Makanya, disdik akan mengevaluasi Kepala Sekolah (kasek) SMA dan SMK.

Setiap kepsek diwajibkan ikut pendidikan dan pelatihan (diklat) calon kasek Jika tidak, mereka bisa dicopot.

"Saya tidak tahu di provinsi lain. Di Sulsel itu wajib (ikut diklat, red). Kalau tidak, berarti sudah tidak mau lagi jadi kepala sekolah. Kita copot," kata Irman dengan tegas, Rabu, 15 Februari.

Seharusnya, kata None, sapaan akrab Irman, setiap kasek tak ada alasan untuk tidak mengikuti diklat.

Sebab, diklat ini tidak dikenakan biaya sepeser pun. Padahal, didaerah lain, biaya mengikat diklat bisa mencapai Rp25 juta. GSL (www.jpnn.com) 
Tahun 2017 Kepsek Harus Penuhi Standar Kompetensi Tahun 2017 Kepsek Harus Penuhi Standar Kompetensi Reviewed by Paulus Ven Logo on 4:26 PM Rating: 5

Apakah Pendidikan Keras Terhdap Anak Merupakan Pelanggaran HAM

9:37 AM
Info Pendidikan - Dalam proses belajar mengajar yang di lakukan di sekolah setiap harinya banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi keberhasil dalam proses belajar mengajarnya ada 3 unsur utama yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses bejar anak di sekolah. 

1. Keadaan Siswa dan Siswi 

Prose pendidikan adalah prose belajar dan mengajar ya itu ada murid dan guru dengan adanya siswa dan guru makan proses belajar bisa terjadi dan terlaksana. Memang benar belajar itu bukan hanya di sekolah akan tetapi dimana saja kita berada maka proses bejar bisa terjadi selama selama yang di pelajari itu tidak keluar dari norma Agama, Sosial, Kebudayaan yang berlaku di lingkungan sosial dan masyarakat. Baik kita kembali kepokok permasalahan dalam dunia pendidikan cara mengajar keras dan tegas pada siswa dijaman sekarang ini terkadang bagi orang tua siswa sanksi keras yang di berikan guru kepada siswa tidak bisa di terima oleh para orang tua, ini di karenakan banyak sekali orang tua yang sudah memahami secara sempit tentang pelangaran HAM yang selalu dikaitkan dengan sanksi keras yang di berikan guru kepada anak didiknya. Keadaan siswa - siswi yang beraknekaragam di sekolah inilah yang menuntuk guru untuk melakukan perlakuan yang berbeda-beda kepada semua anak didiknya, siswa yang memiliki keunikan serta sifat dan prilaku yang tidak biasa maka gurupun akan mengambil pendekatan dan proses belajar yang berbeda karena ini dilakukan untuk menanamkan karakter siswa di kemudian hari tentu untuk mengarah ke arah yang baik dan positif. 

2. Guru Yang Profesional 

Dengan tantangan era globalisasi yang ada saat ini menjadi seorang guru harus memiliki profesionalitas dalam mendidik anak karena ini merupakan amanat undag-undang dasar di negara kita yang tercinta ini. Akan tetapi dilema yang di hadapi oleh guru-guru di jaman sekarang ini sangatlah besar, karena saat ini siswa-siswi sudah di pengaruhi oleh budaya barat yang sangat berbeda dengan budaya ketimuran Indonesia
Kenyataan yang terjadi saat ini, perhatian pada pendidikan belum seperti yang di harapkan terutama dari segi penyiapan calon pemimpin masa depan. Bagi anak sekolah dasar guru merupakan sosok teladan, anak banyak belajar melalui peniruan atau meniru sikap serta apa saja yang dilakukan oleh guru dan tidak sedikit kita jumpai apa bila anak selalu mengatakan bahwa yang di ajarkan sama guruku tidak seperti ini ibu atau ayah. 
Kembali kepada guru yang profesional kompetensi kepribadian guru harus di kembangkan melalui pendidikan didalam kelas. Dalam Bukunya Abdulrrahman (2007) mengatakan kompetensi kepribadian guru di Indonesia nyaris berkembang secara outodidak dalam bingkai nilai-nilai religius dan nilai-nilai ketimuran, bangsa kita yang terkadang tidak bertahan diterpa arus modeernisasi dan globalisasi. Oleh karena itulah menjadi seorang guru yang profesional harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan keterampilan pendukung di jaman moderen ini. Sikap keras dan tegas yang di berikan guru kepada anak didiknya bukanlah sebuah hukuman melaikan menjadi pelajaran karakter yang bisa membentuk anak menjadi generasi yang bisa bersaing di kemudian hari. 

3. Orang Tua dan Lingkungan 

Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara juga bisa mempegaruhi sikap dan prilakuk anak dalam menghadapi proses belajar anak di sekolah.
Lingkungan juga memberi pengaruh besar yang negatif ini dikarenakan dilingkungan sosial sekarang banyak sekali anak-anak yang rasa ingin tau yang tinggi dan peran besar dalam pembentukan karakter anak apabila hal ini tidak diarahkan maka anak akan cendrung mengarah ke sikap negatif seperti yang kita kenal sekarang kenakalan remaja yang sudah di luar batas wajar dari umur mereka semua. Contohnya pergaulan bebas, narkoba dan sikap kriminal yang di pegaruhi oleh pergaulan yang tidak terkontrol. Jadi Keluarga dan lingkungan menjadi landasar utama bagi anak untuk tumbuh baik atau buruk nantinya. 

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menyatakan tidak semua sanksi fisik dari guru yang di terapkan kepada siswa merupakan  bentuk kekrasan anak di sekolah. 
Menurut Muhadjir, sanksi fisik dari guru dapat ditoleransi dalam batasan tertentu sebagai bentuk didikan secara tegas jika anak tersebut sudah melampaui batas. Sanksi fisik merupakan alternatif mendidik yang memperkuat mental anak ketika teguran masih juga tidak berdapak pada anak. 

Demikian sedikit penjelas dari saya tentang pendidikan keras terhadap anak diseklah dan semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Salam Pendidikan dan sampai jumpa lagi di artikel saya selanjutnya. (GSL)
Apakah Pendidikan Keras Terhdap Anak Merupakan Pelanggaran HAM Apakah Pendidikan Keras Terhdap Anak Merupakan Pelanggaran HAM Reviewed by Paulus Ven Logo on 9:37 AM Rating: 5

Himbauan Dilarang Keluarkan Anak Dari Sekolah

10:34 AM
Foto Ilustrasi Dok JPNN.COm
Info Pendidikan - Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, dan perlindungan Anak (PPKBP3A) Kabupaten Paser Kaltim, akhir-akhir ini gencar melakukan sosialisasi sekolah serata puskesmas ramah anak.Langkah itu sebagai upaya untuk mencapai predikat Kabupaten Layak  Anak (KLA) 2017.

"Satu bulan terakhir kami melakukan sosialisasi di empat kecamatan, yaitu Tanah Grogot, Paser Belengkong, Long Ikis, Long Kali," ujar Kepala Dinas PPKBP3A Faulina melalui Kabid Perlindngan anak Rusma wati kemarin (19/12)

Sekolah ramah anak, dijelaskan Rusmawati, adalah sekolah yang mengutamakan hak-haka anak sebagai pelajar. Dia menyebut, sekolah tidak diperbolehkan memberhentikan atau mengeluarkan anak dari sekolah sebagai sanksi jika melakukan kesalahan.

"Sedangkan puskesmas ramah anak adalah puskemas yang tidak membuat anak-anak takut untuk memeriksakan kesehatan. Dengan cara menyediakan fasilitas  bermain ataupun ruang pemeriksaan khusus anak hingg pelayanan yang ramah," bebernya.

Saat ini, SD 027 Desa Padang Pangrapat  dan puskesmas Desa Padang Pangrapat menjadi rujukan sekolah serta puskesmas ramah anak. Namun masih banyak hal yang harus dilakukan agar layak dijadikan rujukan.

"Minimal satu kecamatan kami undang 10 sekolah dan puskesmas. Nantinya akan diseleksi, sekolah dan puskesmas mana yang layak dijadikan percontohan," imbuh Rusnawati. GSL (www.jpnn.com)
Himbauan Dilarang Keluarkan Anak Dari Sekolah Himbauan Dilarang Keluarkan Anak Dari Sekolah Reviewed by Paulus Ven Logo on 10:34 AM Rating: 5

Fenomena Buku Aku Berani Tidur Sendiri Ini Penjelasan Dari Penerbit

11:10 AM
Foto : hipww
Info Pendidikan - Buku Aku Berani Tidur Sendiri Ini Penjelasan Dari Penerbit. Beredarnya potongan halaman dari cerita Aku Berani Tidur Sendiri - Aku Belajar Mengendalikan Diri  dalam Seri Aku Bisa Melindungi Diri, lagsung di sikapi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) dengan mengecek lagsung kepada penerbit. 

Menurut Kepala Pusat Penilaian Kemendikbud Prof Nizam, peredaran buku tersebut menyalahi aturan karena tidak lewat review Purkurbuk.

"Sudah ada klarifikasi dari penerbit (Tiga Serangkai). Mereka juga bersedia menarik buku tersebut dari peredaran. Bagi orang tua yang sudah membeli bisa dikembalikan dan akan diganti dengan buku baru," kata Nizam kepada JPNN, Senin (20/2). 

Dia Menambahkan, Kemendikbud tidak bisa mengawasi seluruh penerbit. Apalagi jumlah penerbit sangat banyak. Nizam hanya mengimbau agar orang tua lebih hati-hati memilih buku untuk di baca anak-anak. 

"Penerbit banyak sekal, kan nggak mungkin juga semua buku harus lewat badan sensor buku, nanti di bilang represif," ucapnya (Sumber : www.jpnn.com)

Baca Juga : 
Untuk Lulus Dari SMA Umum Ini Wajib Hafal Minimal 3 Juz Alquran
Berikut ini kita akan membaca klarifikasi penerbit soal buku cerita yang menghebohkan tersebut. 
Sehubungan dengan maraknya pembicaraan dan beredarnya potongan halaman dari cerita Aku Belajar Mengendalikan Diri dalam Seri Aku Bisa Melindungi Diri, bersama ini kami sampaikan bahwa ketika kami menerbitkan Seri Aku Bisa Melindungi Diri, kami berkeinginan membantu orang tua menjelaskan pada anak-anak tentang pentingnya melindungi diri. Antara lain mengajarkan anak untuk melindungi diri dari orang-orang yang berniat tidak terpuji terhadap mereka, membekali anak cara melindungi diri dari ancaman penyakit dan kejahatan seksual, jga pengetahuan dasar seksual yang penting untuk di ketahui anak sejak dini. 
Kami mengangkat materi "masturbasi" dalam satu cerita kerena berawal dari adanya fenomena anak yang mendapatkan keasyikan saat menyentuh, memegang, atau bahkan memainkan kemaluannya. Hal "negatif" ini sudah umum di jumpai. Apabila kita mengetikaan kata kunci "anak memainkan kemaluannya" di Google, muncul sekali artikel yang relevan dengan hal tersebut. Beberapa artikel bahkan menunjukkan bahwa prilaku ini juga dilakukan oleh balita. Beberapa orang menamakan aktivitas memainkan kemaluan ini dengan sebutan masturbasi. Sebenarnya, perilaku pada anak tersebut belumlah layak disebut masturbasi karena makna masturbasi adalah proses memperoleh kepuasan seks tampa behubungan kelamin atau stimulasi organ seks oleh diri sendiri.
Anak, bahkan balita, tentu sama sekali belum punya hasrat tersebut. Seperti diutarakan oleh salah seorang psikolog dalam artikel yang kami acu, perilaku senang menyentu atau memainkan alat kelamin adalah wajar karena anak usia prasekolah sedang berada dalam masa phallic (falik), bahwa salah satu sumber kenikmatan berada di daerah genital. Hal ini normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak. Namun, setiap orang tua tentu khawatir jika mengetahui anak mereka mengetahui hal tersebut. Mereka khawatir hal tersebut akan terus dilakukan anak sampai besar dan akhirnya berkembang menjadi masturbasi. Oleh karena itulah, cerita AKu Belajar Mengendalikan Diri ini ditulis. 
Dengan latar belakang tersebut, buku ini berfungsi sebagai media untuk menyampaikan kepada anak bahwa perbuatan tersebut, memainkan kemaluannya, tidak sepantasnya dilakukan dan memiliki resiko kesehatan. Tentu target buku ini lebih diutamakan kepada para orang tua yang merasa anaknya juga melakukan hal tersebut. Namun, tetap ada baiknya jika buku ini juga dibaca oleh orang tua dn anak pada umumnya sebagai pengetahuan yang bermanfaat sebagai betuk upaya pencegahan. 
Pada akhirnya, kami sadar bahwa sebagian masyarakay kita mungkin belum siap untuk menerima pendidikan seksual sejak usia dini. Sebagai bentuk tanggung jawab kami, buku tersebut sudah kami tarik dari peredaran dari toko buku umum sejak Desember 2016, tak lama setelah buku itu terbit Namun sayang, ternyata masih ada yang menjual di toko online. 
Sebagai bentuk tanggung jawab kami lainnya, jika tidak keberatan, kami mempersilakan Bapak untuk mengirimkan buku yang telah bapak beli tersebut kepada kami ke alamat Redaksi Tiga  Ananda; Jln. Dr. Supomo No. 23 Surakarta 57141, Telp. (0271) 714344. Kami akan mengganti buku tersebut dengan produk kami yang lain. Atau jika berkenan, kami akan mengembalikan uang (alternatif) karena buku tersebut sudah ditarik dan tidak dijual bebas. 
Kami berharap penjelasan ini dapat menjawab keresahan Bapak dan Ibu Demikian informasi ini kami sampaikan. Atas perhatian Bapak dan Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Surakarta, 20 Februari 2017 

Penerbit Tiga Serangkai
Sumber : www.jpnn.com
Fenomena Buku Aku Berani Tidur Sendiri Ini Penjelasan Dari Penerbit Fenomena Buku Aku Berani Tidur Sendiri Ini Penjelasan Dari Penerbit Reviewed by Paulus Ven Logo on 11:10 AM Rating: 5

Untuk Lulus Dari SMA Umum Ini Wajib Hafal Minimal 3 Juz Alquran

7:10 AM
Belajar AL QURAN Pelajar SMAN 1 Sijunjung Menyetor Hafalan Alquran
Info Pendidikan - SMAN 1 Sijunjung, Sumbar, memiliki misi serius menciptakan siswa yang berbudi dan berakhlak mulia. Mereka mewajibakan seluruh siswa menghafal Alquran selama 45 menit, sebelum jam pelajaran dimulai.

Jumat 10/2 lalu Padang Ekspre (Jawa Pos Group) mengunjungi SMAN 1 Sijunjung. Beberapa siswa terlihat duduk sambil belajar di sebuah tempat yang di namai Gazebo. Tempat itu, memang dipergunakan siswa untuk membahas pelajaran bersama di laar jam pelajaran. Sementara siswa lainnya terlihat memegang Alquran berukuran kecil.

Siswa tersebut ternyata tengah menyetor hafalan Alquran pada salah satu guru di Gazebo tersebut. Sementara, siswa yang lainnya mengantre untuk menyetor hafalan Alquran. Siswa kelas XI Diva Nabila Dasri menyebutkan, menghafal Alquran sudah menjadi sebuah dorongan hati dan kewajban bagi dirinya.

Saat ini, siswa yang menjadi yatim sejak Desember 2016 itu sudah hafal 7 juz Alquran.
"Saat di pesantren dulu (setingkat SMP,red), saya hanya hafal 3,5 juz. Hafalan bertambah 3,5 juz lagi saat di SMAN1 ini," sebut siswa yang berkeinginan kuliah di Unand tersebut.

Sejak terdaftar jadi siswa SMAN 1 Sijunjung, Diva semakin smangat menghafal. Karena memang berkeinginan jadi mahasiswi undangan di Unand.

"Selain untuk diri dan mengejar cita-cita kuliah di perguruan tinggi negeri, saya hanya berusaha membuat ibu dan keluarga bangga," tutur bungsu dari 4 bersaudaraitu.

Lain halnya dengan Afi Zahra. Siswa kelas XII itu, memiliki religi yang menginspirasi. Afi bercerita, dirinya bertekat mampu menghafal Alquran sebanyak mungkin, setelah mendapat panggilan hati.
Pengalaman itu diperolehnya saat shalat berjamaah dengan ayahanya di rumahnya di Tanjungampalu, Kecamatan KotoVII.

"Sesaat setelah berjamaah, tiba-tiba hati saya ingin sekali membawa keluarga selalu ingat, bersyukur dan beribadah kepada penciptaNya," terangnya saat di tanyai motovasinya meghafal Alquran
Afi bercerita, jika dirinya tamat di SMAN 1 Sijunjung, ia ingin menlanjutkan pendidikan di sekolah Thafiz Quran.

"Keluarga sudah jajaki sekolah tahfiz. Memang, bagi keinginan saya untuk menjadi Hafiz Quran," ujar afi yang sempat meneteska air mata saat bercerita pengalaman religi dirinya. Memang, bagi setiap siswa muslim di SMAN 1 Sijunjung, diwajibkan memiliki hafalan, setidaknya 3 juz Alquran sampai mereka tamat di sekolah itu.

Tujuannya, selain untuk membentuk karakter siswa, yang muslim diwajibkan menghafal Quran selama 45 menit," ungkap Wakil Kurikulum SAMN 1 Sijunjung Hasmi Gustin Rosa Kepada Padang Ekspres. 

Disebutkan Hasmi, selama 10 menit, siswa wajib menghafal Asmaulhusna. Kemudian, 5 menit ke depan, siswa dan siswi dianjurkan membaca satu ayat. Siswa yang lain mencoba mengkoreksi bacaan, jika ada yang salah terkait tajwid. Siswa boleh langsung mengkoreksi kepada guru dan siswa yang membaca. 

"Kemudian selama 30 menit lagi siswa baru menghafal Alquran, aktivitas tersebut dimulai pukul 07.15 hingga 08.00," jelas Hasmi. 

Kepala SMAN 1 Sijunjung, Jhontridel mengatakan, pada waktu yang telah ditentukan, setiap siswa wajib menyetor hafalan mereka kepada guru atau koordinator di setiap lokal. 
Program wajib menghafal Alquran ini, dimulai pada Juli 2016, atau di awal tahun ajaran baru 2016/2017. 

"Sasaran utama kami adalah membekali siswa dan siswa dan siswi dengan budi pekerti, dan akhlak yang mulai. Agar, disaat mereka melanjutkan kehidupan di luar sana mampu menjadi tauladan bagi orang lain. Selain itu, hafalan juga sebagai tameng bagi generasi dari pergaulan bebas, atau pergaulan yang tidak baik ," tuturnya.

Jontridel juga sempat memberi semangat kepada seluruh siswa dan siswanya mampu menghafal 30 juz Alquran, agar bisa lagsung di terima menjadi mahasiswa di Universitas Islam Indonesia (UII). 
"Selain diterima kuliah tanpa biaya, UII juga akan memberdayakan mahasiswa yang hafal 30 juz Alquran sebagai pembimbing. Bahkan digaji pula. Untuk itu, kita selalu memberi semangat siswa agar menghafal 30 juz Alquran," tukasnya. GSL. ( www.jpnn.com)

Untuk Lulus Dari SMA Umum Ini Wajib Hafal Minimal 3 Juz Alquran Untuk Lulus Dari SMA Umum Ini Wajib Hafal Minimal 3 Juz  Alquran Reviewed by Paulus Ven Logo on 7:10 AM Rating: 5

Dijah PAUD : Orang Tua Jangan Wajibkan Anak Bisa Calistung

5:23 PM
Siti Khadijah Kepala Sekolah PAUD Terpadu Al Kautsar Bontang
Info Pendidikan - Siti Khadijah kini menjabat sebagai kepala sekolah (Kepsek) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 
Berkat kemauan untuk terus belajar, dia berhasil merah banyak prestasi, bahkan menjadi kepsek PAUD termuda di Kota Bontang, Kaltim. 

Perjalanan Dijah sapaan akrabnya di dunia PAUD cukup panjang. Awal mula ketertarikannya menjadi guru PAUD karena seringnya Dijah mengasuh beberapa keponakannya yang masih kecil.
Terlebih putri bungsu dari lima bersaudara ini memang gemar mendongeng. Walhasil, selepas lulus dari SMA 1 Bontang, Dijah memutuskan bergabung menjadi guru di TK Al-kautsar PT Badak NGL, Bontang, Kaltim "Modal sering jagain keponakan saja," katanya.

Pertama kali menjadi guru PAUD merupakan tantangan bagi putir dari pasangan H Ridwan Sila dan Hj Zaenab Duri. Pasalnya, dia sama sekali belum mengetahui ilmu mendidik anak usia dini. Namun ketidaktahuan tersebut tidak di biarkan begitu saja. Dijah mencoba belajar dari guru-guru lain bagaimana teknik mengajar kepada anak usia dini. Ternyata ibu satu anak ini punya kelebihan yang membantunya beradaptasi dengan para siswanya. 

"Saya kan orangnya cerewet, suka ngomong. Jadi anak-anak di kelas itu ikuttan ramai kalau saya yang ngajar," ungkap Dijah. 

Tak lama Dijah bisa beradaptasi di lingkungan baru. Agar dapat meningkatkan kompetensi dirinya dalam mengajar, dia juga beberapa kali dikirim ke pelatihan-pelatihan yang ada di luar kota. Usia yang masih sangat muda, membuat beberapa peserta pelatihan yang dijumpainya begitu terkejut. Terang saja. Rerata para guru PAUD berusia sekitar 30-40 tahun ke atas dan sudah sarjana. Sedangakan usia Dijah saat itu, masih di kisaran 20 tahun dan hanyalah lulusan SMA. "Pernah ketemu dengan peserta yang umurnya dua kali lipat dari umur saya, saya sampai cium tangannya sambil dia bilang, oalah kamu itu anakku," katanya sambil menirukan percakapan saat Dijah pelatihan. 

Di 2012, Dijah mencoba perutungan dengan mengikuti lomba yang digelar ditingkat provinsi. Secara mengejutkan, dia berhasil menggondol juara II lomba Karya Tulis Pendidikan PAUD berjudul "Strategi Pengembangan Kecerdasan Jamak AUD." Penghargaan tersebut pun diberikan saat Apresiasi PAUDNI Provinsi Kaltim. Di tahun berikutnya, Dijah juga berhasil membawa pulang Juara II dalam Lomba Bercerita dengan Alat saat gelaran Apresiasi PAUDNI Tingkat Provinsi Kaltim 2013.

Kala itu, Dijah pun sudah memutuskan untuk kuliah di jurusan PAUD Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda pada 2012. 

"Di 2013 saya diangkat menjadi kepsek TK Al Kautsar ini," ujarnya.
Menjadi Kepsek mengharuskan Dijah untuk terus berinovasi dalam mengelola TK Al Kautsar. Salah satu terobosan yang dibuatnya, yaitu menggabungkan Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan TK Al Kautsar menjadi satu. 

Dengan memanfaatkan lokasi TK Vidatra yang tak di gunakan lagi, Dijah memindahkan lokasi TK Al Kautsar yang semula berada dalam komplek Masjid Al Kautsar PT Badak NGL, menuju lokasi baru yang kini persis di depan SMP Vidatra. 

"Setelah TPA, KB, dan TK digabung, sistemnya pun menjadi terpadu. Makanya kini namanya menjadi PAUD Terpadu Al Kautsar," jelas Dijah. 

Gampang-gampang susah, kata Dijah untuk mendidik anak usia dini. Diperlukan kesabaran dan ketekunan ekstra dalam mendidik mereka. Terlebih, usia mereka merupakan alas atau pondasi menuju jenjang-jenjang kehidupan mereka selanjutnya.

"Anak usia dini harus diasah karakternya, dicari potensi dirinya, agar tidak salah jalan saat sudah dewasa," katanya. 

Kepribadian anak usia dini yang beragam juga menjadi tantangan Dijah dalam mengajar. Dia bercerita, suatu ketika pernah menangani seorang anak yang sejak awal masuk tidak mau berbicara, nyaris selama tiga bulan. Beragam taktik dan strategi coba dijalankan Dijah agar sang anak mau bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dan gurunya. 

"Pernah saya coba telpon kerumah. anaknya sendiri yang kebetulan mengangkat. Awalnya dia sempat mengeluarkan suaranya. Namun begitu tahu kalau yang menelpon dari gurunya, seketika dia tak mau bicara lagi," ceritanya. 

Sempat nyaris putus asa, Dijah ternyata tak menyerah begitu saja. Setelah beberapa kali penelusuran, ternyata dia menemukan jika sang anak menyukai salah satu figur tokoh kartun. Dijah pun mencoba mengajak salahsatu murid lain yang menyukai hobi serupa, untuk diajak bermain dengan sang anak. Keajaiban pun terjadi. Sang anak yang dulu diam, akhirnya mampu mengeluarkan suara aslinya.

"Di moment itulah, saya akhirnya merasa berhasil dalam mendidik anak. Setelah itu pun saya pancing dengan berbagai hadiah, agar anak tersebut mau bersosialisasi dan aktif dalam kelas. Sekarang anak tersebut sudah kelas 6 SD," kenangnya. 

Cerita unik lainya Dijah, yakni saat harus bolak-balik Bontang - Samarinda selepas bekerja menjadi guru untuk kuliah setiap akhir pekan. Rerata, beberapa guru PAUD Terpadu Al Kautsar selain menjadi guru juga menyambi berkuliah di Sabtu-Minggu. Dijah dan beberapa rekannya pun sering berkendraan ke Samarinda pada Jumat Siang usai mengajar, dan kembali ke Bontang Minggunya. 

"Itu semua demi meningkatkan keilmuan saat mendidik anak-anak di sekolah," ujarnya. 

Dijah pun masih punya mimpi untuk mengembangkan PAUD Terpadu Al Kautsar menjadi lebih baik. Mimpi tersebut bukan tampa alasan. Bontang, menurutnya kerap kali diperhitungkan dalam berbagai lomba terutama level provinsi
Namun secara spesifik, Dijah ingin membentuk PAUD Terpadu Al Kautsar menjadi sekolah yang berdasarkan minat dan bakat. 

"Ini supaya tidak salah kaprah dari orang tua kalau kewajiban anak-anak harus bisa membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Harus ada guru yang bisa mengenal bakat anak sejak dini, ada alat dan bahan sesuai minat bakat anak-anak, sehingga bisa menemukan bakat anak sejak dini dan sekolah juga menjadi fasilitator," pungkasnya. GSL ( Sumber : www.jpnn.com
Dijah PAUD : Orang Tua Jangan Wajibkan Anak Bisa Calistung Dijah PAUD : Orang Tua Jangan Wajibkan Anak Bisa Calistung Reviewed by Paulus Ven Logo on 5:23 PM Rating: 5
Powered by Blogger.